Pembakaran Lahan Ilegal, Bencana yang Disengaja

Di saat musim hujan yang tidak kunjung datang, pembakaran lahan akhir-akhir ini menjadi momok bagi masyarakat Indonesia di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Asap yang dihasilkan pembakaran lahan tersebut sudah cukup mengganggu, mulai dari kegiatan belajar mengajar yang diliburkan, para pekerja yang terganggu pekerjaannya, dan warga-warga yang terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Wajar apabila para mahasiswa/aktivis melakukan demo baik secara fisik maupun melalui media sosial menuntut para pemegang wewenang (pemerintah daerah dan pusat) untuk mengatasi masalah ini.

Meskipun beberapa kebakaran lahan dapat digolongkan sebagai fenomena alam seperti yang sering terjadi di Australia dan Amerika Serikat (AS) [1], kebakaran lahan di Indonesia kali ini dilakukan secara sengaja. Dari informasi pada infografis di bawah dapat diketahui bahwa pembakaran lahan banyak terjadi pada areal perizinan terutama areal dengan Izin Kehutanan. Perusahaan-perusahaan dengan bisnis di sektor perkebunan tampaknya memberikan andil yang cukup besar dalam pembakaran lahan ini. Dalam mempersiapkan musim tanam baru mereka melakukan cara termudah dan termurah untuk membuka lahan, dengan dibakar. Pembukaan lahan dengan cara dibakar 10 kali lebih murah dibandingkan pembukaan lahan secara mekanikal [2]. Apalagi saat ini musim kemarau, di mana cuaca mendukung penyebaran api. Uniknya adalah pembakaran lahan ini sudah terjadi berulang-ulang, kita seperti belum bisa belajar dari pembakaran-pembakaran lahan yang telah lalu.

Infografis Statistik indikasi kebakaran lahan di Pulau Kalimantan dan Sumatera

Infografis Statistik indikasi kebakaran lahan di Pulau Kalimantan dan Sumatera

Dari infografis tersebut dapat diketahui bahwa pembakaran lahan pada areal perizinan di Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Riau merupakan yang paling parah. Letak geografis Propinsi Riau yang berdekatan dengan Malaysia dan Singapura turut membuat asap-asap pembakaran lahan pun menyebar ke negara tetangga.

Presiden Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo (Jokowi) adalah seorang lulusan Fakultas Kehutanan semestinya beliau sudah sadar mengenai isu pembakaran lahan ini, apalagi beliau pernah bekerja di salah satu perusahaan perkebunan. Sungguh sangat disayangkan pembakaran lahan kali ini bisa terjadi sampai separah ini.

Meskipun demikian, kali ini tampaknya pemerintah sudah mulai ‘galak’. Ketika blusukan memantau kebakaran lahan secara langsung di Sumatera Selatan (6 September) [3] dan Riau (24 September) [4], Bapak Joko Widodo dikawal Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, Kapolri Jendral Polisi Badrodin Haiti, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar. Pejabat-pejabat tersebut lebih dari cukup untuk membuat gentar perusahaan-perusahaan pelaku pembakaran lahan. Hasil awalnya cukup menjanjikan, kepolisian berhasil menangkap tujuh petinggi perusahaan yang diduga melakukan pembakaran lahan illegal [5].

Saya berharap semangat tersebut tidak hanya ada pada mereka saja, tapi juga seluruh pihak hingga pelaksana lapangan dan masyarakat. Dan pejabat-pejabat tersebut hendaknya meneruskan semangat itu ke pihak-pihak terkait. Dan yang lebih penting lagi adalah penanganan pembakaran lahan ini hendaknya dilakukan secara berkelanjutan, jangan sampai terjadi kembali pada tahun-tahun berikutnya. Kalau pembakaran lahan ini terjadi secara tahunan, dalam jangka panjang kualitas hidup masyarakat di daerah sekitar pembakaran lahan akan menurun. Salah satu cara yang mungkin bisa digunakan adalah dengan membuat skema pemberian denda atau penahanan izin produksi bagi perusahaan-perusahaan perkebunan yang melakukan pembakaran lahan. Kita tidak perlu takut investor-investor perusahaan perkebunan akan lari, bagaimanapun investasi kita dalam kesehatan masyarakat merupakan hal yang lebih penting.

Tampaknya cuaca yang panas dan asap-asap kebakaran bisa membuat seseorang cepat naik darah.

About jalakiren

Don't worry, the links I provided on my posts are always open in new window/tab.. I am not a graphic designer, so please forgive me if my info-graphics are a bit dull. I am a statistician, freshly-graduated.
This entry was posted in Popular Science, Statistical Info-graphic and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

1 Response to Pembakaran Lahan Ilegal, Bencana yang Disengaja

  1. Pingback: Forest Fires, an Intentional Disaster | jalakiren

Leave a comment